bf-beauty.com – Salah satu tradisionel Indonesia, Tenun Ende dan Gringsing tampil sangat memukau pada saat hadir di pagelaran New York Indonesia Fashion Week pada Sabtu, 11 Februari 2023 kemarin. Kehadiran dua benda khas tanah air tersebut tidak lepas dari peran Prasetyo Anggodo. Karena, designer asal Bali tersebut membawa serta kain etnis itu dan memamerkan dalam ajang internasional tersebut. Keduanya di buat dengan tampilan yang unik dan membuat para penonton terpaku.
Para model yang ada menggunakan pakaian berbahan tenun ende dan gringsing dalam setiap langkah cat walk di sana. Beberapa WNI yang hadir juga terlihat sangat bangga dengan desain dari pakaian tersebut. “Saya sangat mengapresiasi pagelaran ini, khususnya penampilan dari Prasetyo Anggodo,” ucap Ayu Heni Rosan, selaku Istri Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Roesiani, dalam siaran persnya, Rabu, 15 Februari 2023.
Melihatnya besarnya antusias dan memukaunya benda tersebut, Ayu juga mengharapkan kalau Anggodo terus berkarya dan tampil dalam ajang fashion show internasioal, seperti New York Indonesia Fashion Week. Selain itu, Ayu juga mengingatkan agar Anggodo konsisten mengangkat dua kain khas Bali tersebut. Sementara itu, Anggodo juga merasa tersanjung dengan antusiasme para penonton khususnya para WNI yang hadir. Dirinya mengakui keberadaannya dalam acara tersebut tidak lepas dari dukungan Pemkab Jimbaran dan Pemprov Bali.
Selain itu, ada juga beberapa perusahaan nasional yang mendukung acara tersebut seperti, Magnum Holding (PT Delapan Benua) dan Nutrimax Food Supplement (PT Suryaprana Nytrisindo). Kedua perusahaan tersebut diakui oleh Anggodo memiliki visi yang sama dengan dirinya, yaitu menjadikan produk lokal dan wastra Indonesia menembus pasar global sehingga bisa memperkuat UMKM, termasuk mengharumkan bangsa Indonesia. “Produk UMKM akan terus kami dukung untuk naik kelas menjadi Internasional,” ucap Nani Hastuti selaku Direktur Marketing communication Nutrimax bersama Aryo Prahasto selaku COO Magnum.
Adapun pagelaran yang satu ini tampil cukup berbeda dari pagelaran sebelumnya. Acara ini sendiri berada di kapal pesiar yang berkeliling di Kota Manhattan selama empat jam lamanya. Beberapa yang hadir dalam acara tersebut berasal dari sejumlah kalangan, termasuk diaspora Indonesia. Selain itu, hadir juga Founder Yayasan Indonesia Art Festival (IFAF) Lina Marlina bersama Director Newyork Indonesia Fashion Week, Vanny Tausignat. Pesona Tenun Warisan Kesultanan Puluhan tamu VVIP di gelaran Presidensi G20 Indonesia 2020 lalu tampil dengan kain tenun Tidore yang sangat indah.
Salah satu pemakainya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menggunakan kain tenun berwarna kuning keemasan bermotif warisan leluhur Kesultanan Tidore. “Yang dipakai oleh Ibu Sri Mulyani itu amo warna gold. Warna khas kesultanan Amo ini adalah buah. Jika disini buah sukun, manis rasanya. Maknanya adalah setiap orang harus bisa memberikan hasil yang manis dari yang dia punya,” ucap Anita Gathmir selaku pemilik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Rumah Tenun.
Tidak hanya motif amo, terdapat juga beberapa motif lainnya yang juga dipakai oleh para delegasi G20. Seperti jodati, motif seperti kubus yang memiliki titik-titik di dalamnya yang berarti ketulusan hati. Kemudian ada juga motif barakati, pada motif tersebut tergambar mahkota yang menghadap atas bawah dan kubus yang menunjukkan arah barat, utara, timur, dan selatan. Lalu, ada juga motif Marasante yang dalam bahasa Indonesia artinya keberanian. Motif tersebut digunakan oleh Koordinator Tim Asistensi Kemitraan KTT G20 Wishnutama. Keberanian yang disimbolkan oleh motif yang satu ini menyerupai gelombang laut dan jilatan api.
Setelah tenun Ende dan Gringsing tampil memukau di New York Indonesia Fashion Week, banyak tenun lain khas Indonesia yang mulai dilirik oleh dunia. Salah satunya tenun bermotif Tobaru, motif ini diambil dari motif kain tua yang terinspirasi dari cerita tradisional di Halmahera berama Tobaru yang mengisahkan hubungan antara masyarakat Tidore dengan wilayah lain. Harga kain tenun Tidore ini sendiri berkisar Rp. 500 ribu sampai dengan Rp. 2 juta. Rata-rata untuk membuat satu kain tenun Tidore ini membutuhkan waktu pengerjaan selama dua bulan.