Bf-beauty.com – Menjaga kesehatan kulit wajah dan menghindari berbagai macam gangguan yang turut dihindari, adalah daftar wajib seluruh kalangan wanita maupun pria. Sehingga, prediksi tren kecantikan 2022 pun sangat mudah diketahui dan sudah bukan lagi rahasia umum. Tentunya tren perawatan kecantikan di tahun 2022 ini mencakup tentang perawatan kesehatan wajah menggunakan berbagai macam produk skincare yang cocok digunakannya sebelum atau sesudah beraktivitas.
“Selama dua tahun belakangan ini, tepat setelah pandemi menyerang Indonesia, kebanyakan orang lebih memilih melakukan perawatan dirumah. Mereka tidak bisa melakukan perawatan di klinik kecantikan bukan karena kemauan, tetapi keharusan. Sehingga, beauty trend pun telah berubah dan mengalami perputaran. Kini, proses perawatan lebih ke self treatment secara mandiri di rumah masing-masing,” ujar Rahajeng Dianovi Tofani, selaku Chief Aesthetic Officer of DeBiuryn Derma Cosmetics, melalui acara kecantikan yang digelar secara virtual berjudul “The Skinparadox Series: Everything Has Chemicals” kami lansir melalui sumber Liputan6.com, pada Jumat, 28 Januari 2022.
Tidak berhenti disitu saja, Ovi turut menjelaskan bahwa saat ini lebih banyak orang peduli terhadap kesehatan kulit wajah maupun tubuhnya sendiri. Dengan mengandalkan produk yang cocok, mereka lebih nyaman melakukan perawatan dirumah. Juga, akan lebih condong pada produk perawatan sebagai bentuk kebutuhan mereka.
“Agar lebih long lasting, kebanyakan mereka lebih konsentrasi menjalani home treatment di tahun 2022 ini. Kemungkinan, aktivitas ini akan terjadi seterusnya,” tambahnya. Sebagai pengguna suatu produk skincare maupun bodycare, Ovi juga menjelaskan tentang keuntungan maupun manfaatnya. Salah satunya, adalah si pengguna bisa dengan mudah mengenali jenis kulit dan mengetahui kebutuhan mereka.
Ketika dua hal tersebut sudah diketahui, mereka akan mulai mempelajari tentang suatu produk dan kandungannya, merincikan skincare hingga bodycare yang jauh lebih jitu serta efektif untuk merawat kesehatan kulit. Dr. apt. Rendra Pranadipa, M.Sc, menyampaikan bahwa sejatinya kulit manusia memiliki beberapa mikroorganisme. Mulai dari jamur hingga bakteri. Yang mana komponen tersebut memang sudah ada di setiap kulit tubuh manusia dan menjadi komponen penting.
“Ada suatu komposisi yang biasa dikenal sebagai ‘skin microbiome’. Semisal pertumbuhan kulit kita sudah mendapatkan ‘persetujuan’ dari komposisi tersebut, dan semuanya terlihat seimbang, maka microbiome itu akan bekerja sesuai fungsinya masing-masing. Maka, bisa saya katakan bahwa sebetulnya kulit kita adalah jenis kulit yang membutuhkan microbiome tersebut untuk sebagaimana mestinya,” kata Dipo, begitulah nama panggilannya, yang kami lansir dari sumber Liputan6.com, pada Jumat, 28 Januari 2022.
Tidak berhenti disitu saja, Dipo turut menjelaskan bahwa sebenarnya fungsi kulit, adalah untuk melindungi organ tubuh manusia dari berbagai macam “serangan”. Ia juga turut membahas tentang prediksi tren kecantikan 2022. “Kemungkinan besar, tren di tahun ini, adalah tentang produk yang mengandung zat-zat aktif atau suatu bahan, baik itu bahan alami atau senyawa sintetik yang berfungsi menjaga keseimbangan skin microbiome di balik kulit sehat manusia,” jelasnya.
Dipo juga menjelaskan, sama halnya dengan tren-tren yang sering ditemukan di kehidupan ini, bahwa potensi timbulnya skinparadox semakin besar selama di 2022. Apa itu skinparadox? Itu, merupakan sebuah fenomena yang seringkali terjadi, tanpa disadari atau tanpa disengaja. Niat seseorang yang sudah mantap untuk merawat kesehatan kulit dan lebih baik dibandingkan kondisi sebelumnya, telah menjadi kesadaran oleh banyak orang.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa diluaran sana ada beberapa hal yang tidak tepat sasaran, entah itu soal pemahaman maupun pelaksanaannya. “Sehingga, akibat dari skinparadox ini, adalah niat yang justru sudah sering kita lakukan akan menghasilkan kontradiktif, kulit bukan lebih sehat, tetapi justru lebih rentan sebelum benar-benar mendapatkan perawatan mandiri,” tambahnya.
Misalnya, adalah mengkombinasikan suatu produk tanpa ada penjelasan dari ahli kecantikan, sehingga fungsi yang seharusnya bisa menyeimbangkan skin microbiome, justru berubah dan bersifat melawan. Dipo mencontohnya, ketika menggunakan serum untuk menjaga keseimbangan skin microbiome.
“Apabila serum yang digunakan sudah mengandung pH tinggi atau bahkan rendah banget, sehingga fungsinya jadi rusak, dia tidak bisa menyeimbangkan skin microbiome itu sendiri. tidak bekerja dan tidak ada keseimbangan. Dengan begitu, kulit menjadi lebih rentan jerawatan, bersisik, kering, gatal, itu menjadi paradoksnya,” terangnya. Kalangan wanita pun setuju bahwa dibalik prediksi tren kecantikan 2022, akan hadir “dampak” tertentu.